Struktur Desain Konstruksi Jembatan Beton

Jembatan merupakan suatu konstruksi yang sangat dibutuhkan untuk menghubungkan dari suatu daerah dengan daerah lainnya yang terpisah karena terdapat beberapa rintangan seperti sungai, lembah, jurang, dan lain sebagainya. Maka bisa disimpulkan bahwa fungsi utama dari jembatan itu sendiri adalah untuk memudahkan akses distribusi dan transportasi di lain pulau ataupun daerah dan juga bisa memperpendek jarak.

Perencanaan konstruksi jembatan terdapat dua again yang menjadi titik fokus diantaranya yaitu bangunan bagian bawah yang dikenal dengan sub struktur serta bangunan bagian atas yang dikenal sebagai super struktur. Jembatan sendiri terdiri dari berbagai macam material pembuatannya, dan salah satu jenis jembatan yang banyak digunakan adalah jembatan beton bertulang. Jembatan beton bertulang adalah jembatan yang materialnya terbuat dari beton dan pada umumnya digunakan untuk konstruksi jalan raya dan biasanya memiliki bentang sekitar 15 meter hingga 25 meter.

Struktur pada jembatan beton bertulang yaitu terdiri dari bangunan atas, landasan, bangunan bawah, pondasi, oprit, serta bangunan pengaman jembatan dan biasanya struktur pondasi beton bertulang tebal hingga 25 cm.

Perhitungan Beban dalam Perencanaan Jembatan

Dalam perencanaan pembangunan sebuah jembatan, tentu terdapat berbagai macam perhitungan yang perlu dilakukan, salah satunya adalah pehitungan beban.

Beban Primer

Beban primer di sini dimaksudkan pada muatan utama di mana perhitungan tegangan dalam jembatan ini mencakup beban hidup, beban kejut, dan juga beban mati.

Beban Mati

Beban mati berarti beban dari jembatan itu sendiri di mana hal ini menggunakan nilai berat volume untuk bahan – bahan bangunan.

Beban Hidup

Beban hidup adalah beban yang bergerak seperti kendaraan atau muatan yang berlalu lalang melewati jembatan tersebut.

Beban Kejut

Selanjutnya adalah beban kejut di mana beban kejut dimaksudkan pada pengaruh getaran, tegangan yang dikalikan dengan koefisien kejut.

Beban Sekunder

Kemudian beban yang terakhir yaitu beban sekunder atau beban muatan sementara yang bisa mengakibatkan tegangan – tegangan. Beban sekunder di sini bisa berupa angin, gaya rem, serta juga bisa perbedaan suhu yang juga bisa berpengaruh pada ketahanan dari jembatan itu sendiri.

Sifat & Karakteristik Beton Bertulang

Precast Concrete Box Culvert

Mengapa beton bertulang dijadikan sebagai material dalam pembuatan jembatan? Pemilihan beton bertulang sebagai material jembatan juga dilatar belakangi dengan berbagai macam alasan, seperti memiliki sifat dan karakteristik yang sesuai untuk konstruksi jembatan. Berikut ini adalah beberapa sifat dan karakteristik dari beton bertulang :

Lentur

Beton bertulang memiliki daya tarik lentur dan kekuatan kelenturannya inilah yang menjadikan beton menjadi kuat dan tahan meski masih berumur 28 hari.

Daya Tekan Kuat

Hal ini adalah elemen paling penting, di mana beton dikenal memiliki daya tekan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan material lainnya. Daya tekan untuk jemabtan beton bertulang pada umur 28 hari bisa mencapai 20 MPa, sementara untuk beton prategang bahkan bisa mencapai 30 MPa.

Awet & Tahan Lama

Berbeda dengan material lainnya yang bisa mengalami pelapukan, material beton tentu lebih kuat dan awet karena tidak mudah mengalami pelapukan, sehingga masa pakainya bisa digunakan selama bertahun – tahun lamanya.

Anda mungkin juga suka...

Artikel Populer