Dalam suatu konstruksi bangunan baik gedung maupun jembatan atau jalan raya beton adalah salah satu material penting yang paling banyak digunakan. Beton sendiri terdiri dari beberapa macam mutu, mulai dari mutu tinggi, mutu sedang , hingga beton bermutu rendah. Dari beberapa klasifikasi beton berdasarkan mutunya tersebut, salah satunya adalah beton K 300. Beton K 300 banyak digunakan sebagai material dalam konstruksi pembuatan dak atap atau lantai rumah, ataupun bangunan bertingkat lainnya, lantai gudang pabrik, pondasi bangunan, kolom cor bangunan dua lantai, dan sejenisnya. Beton dengan mutu K 300 yang dimaksudkan di sini merupakan jenis beton yang bisa menahan beban hingga seberat 300 kg/cm2 atau berupa kemampuan beton setelah kering dan berusia 28 hari setelah masa pengecoran selesai. Istilah K 300 sendiri mengacu pada PBI tahun 1971 dan masuk dalam beton kelas II yang cocok digunakan pada pekerjaan struktural.
Sifat & Karakteristik Beton
Sebanding dengan angka yang ada, mutu dari beton K 300 tentu lebih tinggi dan kuat jika dibandingkan dengan beton K 225. Itulah mengapa beton K 300 banyak digunakan untuk kebutuhan struktural bangunan. Mengingat perannya yang penting dalam struktural bangunan, beton tentu harus memiliki sifat dan karakteristik yang bisa memaksimalkan fungsi dari beton tersebut. Beberapa sifat dan karakteristik beton yang harus dimiliki, antara lain :
- Kekuatan
- Berat Jenis
- Modulus Elastisitas
- Kerapatan Air
- Susutan Pengerasan
- Tahan Terhadap Zat Kimia & Cuaca
Komposisi Campuran dan Proses Pembuatan Beton K 300 Manual
Pada dasarnya campuran dari masing – masing beton mix adalah sama, yang membedakan adalah komposisi dari bahan – bahan yang digunakan. Berdasarkan standar SNI DT-91-0008-2007, komposisi dari beton mutu K 300 yang perlu diperhatikan adalah tingkat kekentalan beton yang jangan terlalu encer. Hal tersebut berpengaruh pada ketahanan serta kualitas dari beton itu sendiri. Selanjutnya, untuk campuran air juga harus memiliki perhitungan yang tepat, sebab jika komposisi air kurang maka material tidak akan bisa tercampur dengan baik dan merata. Penggunaan mesin molen pada proses pembuatan adukan beton juga disarankan agar seluruh adukan bisa benar – benar tercampur merata.
Beberapa tahapan pembuatan dan pengadukan beton bisa diawali dengan pemilihan mutu beton yang akan dibuat, dalam hal ini yaitu pembuatan beton K 300. Setelah itu persiapan segala alat dan bahan – bahan yang digunakan sesuai dengan komposisi yang sudah ditetapkan. Masukkan secara berurutan bahan yang akan digunakan dalam mesin molen, bisa dimulai dari agregat kasar seperti kerikil, kemudian agregat halus seperti pasir, dan setelah itu masukkan semen. Perbandingan takaran bahan harus benar – benar pas agar bisa menghasilkan beton yang diinginkan. Pengukuran pasir, semen, dan kerikil bisa menggunakan berat dari bahan itu sendiri, sementara untuk air bisa menggunakan satuan volumenya.
Kemudian ketika seluruh bahan sudah dimasukkan dalam mesin molen, mesin bisa dinyalakan proses pencampuran adukan bisa dilakukan. Untuk menandai bahwa adukan beton telah tercampur merata adalah dengan tidak adanya lagi butiran – butiran pasir pada adukan tersebut. Selanjutnya tambahkan air dengan takaran yang pas, tidak kurang dan tidak lebih secara sedikit demi sedikit hingga mencapai takarannya, dan pastikan penuangan air ini dalam kondisi mesin yang masih menyala. Nyalakan dan jalankan mesin hingga proses pengadukan beton bisa berjalan terus hingga selesai dan menghasilkan beton mutu K 300 yang diharapkan.
