Memahami Slump Test & Uji Tekan Beton

Beton adalah salah satu material yang cukup banyak digunakan dalam berbagai macam konstruksi baik bangunan maupun jembatan, jalan raya, dan lain sebagainya. Mengingat beton adalah material penting yang banyak digunakan, maka proses pembuatan beton harus dilakukan dengan benar, mulai dari pemilihan material, percampuran, pengadukan, hingga memasuki proses cetak beton.

Untuk mendapatkan hasil beton yang baik beberapa material yang digunakan dan disatukan yaitu agregat kasar serta agregat halus seperti semen Portland, batu koral, pasir, bahan adiktif, dan tidak ketinggalan, air. Bahan adiktif di sini berfungsi untuk mempercepat proses keringnya beton tersebut sehingga waktu yang digunakan bisa seefektif mungkin dan pekerjaan menjadi lebih efisien dan efekfit.

Ada berbagai macam tahap yang dilakukan untuk mendapatkan hasil beton yang kokoh serta tahan lama yaitu diawali dengan uji tekan beton yang berguna untuk mengetahui tingkat kekuatan pada beton menggunakan mesin khusus bernama Universal Testing Machine. Sample beton yang diuji tersebut digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan kekuatan beton yang digunakan nantinya pada konstruksi.

Proses Uji Tekan Beton

Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam proses uji tekan beton yang dilakukan dengan sample beton dan menggunakan mesin Universal Testing Machine.

  • Masukkan beton dalam cetakan silinder dengan diameter 152 mm serta tinggi 305 mm dan isi dengan beton segar serta padatkan agar tidak terjadi lubang atau rongga pada beton tersebut.
  • Kemudian tutup pinggir cetakan menggunakan bahan yang tahan karat serta kedap air guna menjaga proses pengeringan beton, dan tunggu serta diamkan selama kurang lebih 24 jam untuk proses pengeringan.
  • Setelah 24 jam, cetakan beton yang sudah kering tersebut sudah bisa dibuka dan letakkan pada mesin pengujian atau mesin UTM (Universal Testing Machine) dan tentukan berat serta ukuran benda uji tersebut.
  • Jalankan mesin tersebut secara konstan dengan beban 2 kg hingga 4 kg per detik dan lakukan pembeban pada beton tersebut hingga beton menjadi hancur.
  • Setelah beton hancur, catat tingkat maksimum yang terjadi selama beton diberi pembebanan tersebut dan yang terakhir, hitung beton tersebut menggunakan rumus standar tekanan beton.
  • Proses pengujian tekan beton harus dilakukan dengan tepat agar data yang didapatkan valid dan kemudian bisa diserahkan pada kontraktor maupun pengawas untuk dilakukan pengecoran, selain itu data tersebut juga menunjukkan tingkat kekakuan pada beton yang sudah melalui tahap uji dengan baik.

Slump Test Beton

Ketika memasuki proses pengecoran beton di lapangan, terdapat pengujian beton yang tidak kalah penting yaitu slump test guna mendapatkan data valid dari kekakuan beton maupun menentukan konsistensi pencampuran dari agregat halus serta agregat kasar.

Lalu bagaimana slump test beton tersebut dilakukan? Terdapat alat khusus yang menyerupai kerucut yang bisa diisi dengan 1/3 beton segar, namun jangan lupa untuk membersihkan terlebih dulu alat tersebut sebelum menggunakannya. Tekan menggunakan besi atau plat untuk meratakan serta tidak terjadi keropos apabila beton sudah kering, kemudian masukkan kembali beton segar tersebut ke dalam alat yang sudah disiapkan tadi dan lakukan perataan dengan hal yang sama.

Jangan lupa untuk meratakan cetakan atas pula untuk menghindari cetakan yang tumpah di proses pengangkatan dan proses pengangkatan ini dilakukan secara perlahan. Indikator beton tersebut berkualitas dan siap untuk dilakukan pengecoran adalah ketika beton tersebut diangkat akan tetap berdiri tegak.

Pengujian tekan beton dan juga slump test beton adalah suatu kesatuan dalam uji beton yang tidak bisa dipisahkan supaya kualitas pengecoran pada struktur bangunan tetap terjaga, di mana struktur yang baik dan berkualitas adalah struktur yang mampu menahan serta menjaga keseimbangan bangunan dalam kurun waktu yang sangat lama.

Anda mungkin juga suka...

Artikel Populer