Metode & Standarisasi Tahapan Mix Design Beton

Mix design beton adalah sebuah proses dalam memilih dan menentukan material atau bahan yang digunakan dalam pembuatan beton dengan ukuran di setiap perbandingan bahan yang akan dicampur nantinya. Dalam standar Nasional Indonesia atau SNI sudah ada ketetapan yang mengatur mix design beton ini sehingga segala pemilihan bahan dan parameter penggunaan bahannya sudah mengikuti standar yang ada. Maka bisa disimpulkan bahwa mix design adalah suatu proses pemilihan bahan beton yang tepat dengan memutuskan kuantitas ketergantungan dari bahan yang telah dipilih dengan pertimbangan syarat mutu yang ada.

Metode Mix Design Beton

Mix design beton terdiri dari beberapa metode yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan bisa menghasilkan campuran beton yang berkualitas dan sesuai dengan standar mutu serta kualitas yang ada dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Beberapa metode mix design tersebut diantaranya adalah :

Trial and Error

Metode yang pertama ini pada umumnya dilakukan di laboratorium dengan cara membuat percampuran atau kombinasi dari bahan – bahan pembuatan beton dengan perbandingan dan ukuran bahan penyusun yang berbeda, maka dengan begitu bisa didapatkan hasil komposisi dengan workability yang lebih spesifik.

Fineness Modulus Method

Metode ini ditemukan oleh Professor Duff Abram yaitu suatu metode dengan membandingkan penyusun pada beton dengan menggunakan tabel perbandingan yang sudah dibuat oleh beliau.

Department of Environment (DOE)

Metode ini berasal dari Negara Inggris di mana metode ii digunakan untuk menentukan campuran bahan beton dan memanfaatkan dasaran kuat tekan pada beton dengan ukuran yang berkisar 15 x 15 x 15 cm.

American Concrete Institute (ACI)

Metode perancangan mix design beton ini berasal dari Amerika Serikat dan pada dasarnya sudah banyak digunakan di berbagai belahan dunia. Metode ini berdasarkan pada kuat tekan beton berbentuk silinder dengan ukuran dimensi diameter mencapai 15 cm dan tinggi hingga mencapai 30 cm.

Hight Strenght Concrete

Metode ini ditemukan dan diperkenalkan oleh Shacklock dan digunakan untuk kualitas beton dengan mutu yang tinggi serta ukurannya lebih dari K 350 Kilogram per meter persegi. Berdasarkan dari beberapa metode yang sudah ada, di Indonesia sendiri metode perancangan dan perencanaan mix design yang digunakan adalah metode American Concrete Institute atau ACI serta dengan metode DOE atau Department of Environment dan untuk standar Indonesia sendiri adalah SNI 03-2834-1993.

Standarisasi Tahapan Mix Design Beton

Tidak hanya harus memperhatikan kinerja beton dalam satu situasi saja, proses pembuatan mix design beton dan penyusunan adukan beton harus memperhatikan desain beton untuk dua kondisi antara lain fase plastis dan juga fase pengerasan. Fase plastis lebih mengacu pada keadaan di mana beton tersebut dicampur untuk pertama kali dan bisa membuat tekstur lebih lembut, mengalir, serta mudah untuk berubah bentuk layaknya adonan beton.

Kemudian di saat yang sama, fase pengerasan terjadi ketika beton mulai mengeras atau padat dan juga mengering. standar beton yang harus dipenuhi ketika memasuki fase plastis adalah kemampuan proses, kohesi, serta memiliki waktu pengaturan yang lama. Sementara pada fase pengerasan, beton harus memiliki kekuatan dan daya tahan yang baik serta mapan sehingga kualitas dan mutunya terjaga dengan baik.

Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa proses pengerjaan dalam menentukan rasio serta proporsi campuran beton sangat rumit sehingga dibutuhkan tenaga yang sudah professional dan banyak pengalaman di mana pengalaman tersebut berguna untuk mempertimbangkan serta memodifikasi proporsi campuran sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut. Jika sudah begitu maka beton yang dihasilkan akan memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan dan proses pembuatan beton bisa dikatakan berhasil. Untuk Anda yang mencari dan membutuhkan beton precast atau pracetak dengan standar mutu dan kualitas yang baik, kami siap memenuhi segala kebutuhan Anda.

Anda mungkin juga suka...

Artikel Populer