Di tengah perkembangan infrastruktur, dibutuhkan teknologi material yang bisa digunakan secara cepat tapi juga dengan kualitas yang terjaga. Beton pracetak bisa menjadi jawaban atas tantangan pembangunan hal tersebut. beton pracetak yaitu masa depan industri konstruksi. Sesungguhnya perkembangannya sudah diawali semenjak awal tahun 1980-an. Namun dikala itu, masih ada keraguan apakah beton pracetak dapat menjawab kebutuhan konstruksi. Pertumbuhannya juga tak terlalu pesat dibandingi dengan pertumbuhan konstruksi. Pasalnya, pengadaan beton pracetak perlu investasi yang cukup besar.
Di Indonesia, sampai saat ini, telah banyak aplikasi teknologi beton pracetak pada banyak macam konstruksi dengan disupport oleh sekitar 16 perusahaan pakar beton pracetak, atau lebih diketahui dengan sebutan precaster.
Beberapa prinsip yang dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dari teknologi beton pracetak ini, antara lain, berkaitan dengan waktu, biaya, kwalitas, predicability, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan, koordinasi, temuan, reusability, serta relocatability.
Metode beton pracetak ialah cara konstruksi yang sanggup menjawab kebutuhan di era millennium ini. Pada dasarnya, sistem ini melaksanakan pengecoran bagian di daerah khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi dengan transportasi untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi).
Keunggulan sistem ini antara lain kualitas yang terjamin, produksi dan pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang bagus. Metode pracetak berbentuk bagian, seperti tiang pancang, balok jembatan, box culvert.
Oleh karena itu, pemerintah terus menyokong peningkatan kapasitas industri beton pracetak dan prategang nasional menjadi 50% hingga 2019. Besaran porsi hal yang demikian bertujuan untuk menciptakan efektivitas, efisiensi dan mutu dalam penyelenggaran kontruksi.
