Tak dapat dipungkiri apabila saat ini biaya konstruksi telah mengalami peningkatan yang amat signifikan. Hal tersebut bisa anda amati dari hasil penelitian yang berjalan mulai dari tahun 1930 hingga 1980. Apabila diperbandingkan dengan biaya industri manufaktur, tentu jarak biaya konstruksi jauh lebih besar. Tenaga lapangan dan proses konstruksi yang serba tradisional adalah satu dari sekian faktor mengapa konstruksi membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Oleh sebab itu, seiring berjalannya waktu. Mulailah para pegiat konstruksi menjawab tantangan tersebut. Dikembangkanlah teknologi beton pracetak yang arahnya tertuju pada industrialisasi. Dengan artian, produk dihasilkan dihasilkan untuk diproduksi secara massal dan terus berulang-ulang.
Pada pabrik komponen beton precast atau pracetak tradisional, tenaga yang mereka gunakan yaitu para tenaga kasar yang telah dididik sehingga mampu mengelola dan mengoperasikan beberapa mesin dalam hal produksi. Dengan demikian, upah yang diberikan untuk para pekerja adalah upah tenaga kasar. Berbeda halnya dengan pabrik beton pracetak yang telah mengandalkan teknologi, maka penggunaan jumlah tenaga kerja di area proyek dapat diminimalisir.
Satu dari sekian ciri khas tenaga kerja lapangan yaitu harus memiliki keterampilan tertentu agar upah yang didapat semakin lebih besar apabila dikomparasikan tenaga kasar yang bekerja di pabrik. Adapun hal lain yang menonjol adalah pengaplikasian dari beton pracetak itu sendiri yang diakui mutunya lebih seragam dan membaik seiring berjalannya waktu.
Satu dari sekian material teknologi pracetak yang memiliki peranan terpenting adalah beton, bisa berupa komponen struktural semacam kolom, kerbs, kolam lampu, balok, unit tangga, konsol, penutup dinding, bantalan rel kereta api, plat atap, pelat lantai dan masih banyak lagi.
Produksi dari komponen-komponen tersebut dapat dikerjakan di area pabrik untuk selanjutnya dikirim menuju lokasi proyek. Apabila permintaan terhadap beton pracetak dinilai berjumlah besar atau adanya pertimbangan lain, maka tidak ada salahnya jika proses produksi dikerjakan di area lokasi proyek.
Sudah seharusnya apabila penerapan dari fabrikasi beton pada lapangan ini jelas kebermanfaatannya. Khususnya bila harus berkaitan dengan kemudahan kontrol dan pengawasan. Bahkan pemadatan pun dapat dilakukan secara lebih efisien.
Demikian pula pada upaya pemeliharaan beton untuk masa perawatan. Meski begitu, sering terjadi pertentangan atas penerapan dari metode tersebut. Pihak pengguna harus menguji dan memeriksa beton pracetak dengan menerapkannya secara langsung, sebagaimana penggunaan beton yang dicetak pada lokasi proyek.
Umumnya, produk beton pracetak dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, diantaranya:
- Komponen beton untuk lalu lintas, seperti kanstin, paving dlsb
- Komponen penutup atap yang bersifat kedap air dan adaptif terhadap perubahan cuaca.
- Komponen yang bersifat ornamen arsitektur
- Komponen struktur yang berfungsi untuk menanggung beban, seperti bantalan rel kereta api, kolom, tiang pancang, dlsb
- Bata beton atau biasa disebut dengan batako
Itulah alasan mengapa anda harus menggunakan beton pracetak karena dari sisi kepraktisan tentu hal ini akan menunjang proses konstruksi anda menjadi lebih efektif dan tidak membuang banyak waktu, tenaga, biaya dan pikiran.
