Tipe – tipe & Proses Pembuatan Semen Portland

Semen Portland menjadi salah satu jenis semen yang paling banyak digunakan di dunia, termasuk di Indonesia. Sudah tidak asing lagi bukan jenis semen bubuk yang terjual di pasaran, namun ketika dicampurkan dengan air akan berubah menjadi adonan yang lengket dan lebih mudah untuk dibentuk. Reaksi bubuk semen ketika tercampur dengan air inilah yang menyebabkan semen Portland disebut dengan perekat hidraulis.

Komposisi ramuan semen ini dikembangkan serta dipatenkan oleh Joseph Aspdin asal Inggris pada tahun 1824 dengan komposisi bahan campuran batu kapur dan tanah liat yang dibakar. Setelah itu, kedua bahan tersebut dihancurkan hingga berbentuk menjadi bubuk. Lantas bagimana kah proses pembuatan semen Portland ini?

Proses Pembuatan Semen Portland

Terdapat dua metode atau proses pembuatan semen Portland, diantaranya adalah metode atau proses kering dan juga metode atau proses basah. Saat ini, banyak pabrik atau produsen semen Portland yang lebih menggunakan proses kering dibandingkan proses basah dalam pengolahannya.

Proses Kering

Proses kering merupakan proses pembuatan semen yang tidak menggunakan bahan air sama sekali sebagai bahan campurannya. Setelah dikeringkan, seluruh komposisi bahan mentah masuk dalam penggilingan dan ketika sudah hancur dan tercampur dengan rata, serbuk semen yang mentah tersebut dibakar menggunakan suhu yang tinggi. Proses kering inilah yang hingga saat ini dinilai lebih efisien dan tidak menghasilkan banyak polusi terutama polusi udara jika dibandingkan dengan proses basah.

Proses Basah

Kebalikan dari pengolahan semen dengan proses kering, pembuatan semen dengan proses basah sangat erat kaitannya dengan air. Bahan mentah akan disatukan dan direndam terlebih dulu dalam air sebelum masuk dalam penggilingan. Adanya komposisi air dalam bahan mentah ketika proses pembuatan semen dilakukan menjadikan proses pembakaran lebih lama. Selain itu, karena proses basah menggunakan kadar air yang relatif tinggi, sehingga proses basah ini lebih menghabiskan bahan bakar serta menghasilkan banyak polusi.

Tipe – tipe Semen Portland

Semen Portland terdiri dari beberapa macam tipe yang berada di pasaran, diantaranya adalah :

Semen Portland Tipe I (Ordinary Portland Cement)

Ordinary Portland cement atau semen Portland jenis biasa merupakan tipe semen yang paling banyak digunakan untuk segala macam jenis konstruksi bangunan sebab penggunaannya tidak membutuhkan syarat khusus seperti tipe yang lain.

Semen Portland Tipe II (Moderate Sulfat Resistance)

Pada umumnya, semen Portland jenis ini banyak digunakan untuk bangunan yang membutuhkan ketahanan terhadap sulfat dan hidrasi sedang sehingga jika dibandingkan dengan tipe yang sebelumnya, semen Portland tipe ini lebih rendah panas hidrasinya. Pengpaplikasian semen Portland disarankan untuk digunakan pada daerah yang memiliki proses hidrasi rendah seperti dermaga dan bendungan.

Semen Portland Tipe III (High Early Strenght)

Jika dibandingkan dengan kedua tipe sebelumnya, semen Portland tipe III ini memiliki daya tekan yang lebih tinggi pada tahap permulaan setelah terjadi proses pengikatan. Biasanya digunakan untuk campuran beton, sehingga beson yang dihasilkan semen Portland tipe III setara dengan kekuatan umur 28 hari umur beton yang menggunkaan semen Portland tipe I. Untuk pengaplikasiannya, semen ini banyak digunakan untuk bangunan bertingkat tinggi, Bandar udara, serta jalan raya.

Semen Portland Tipe IV (Low Heat of Hydration)

Dibandingkan dengan semen Portland tipe I, pengembangan kuat tekan tipe IV lebih lambat, dan biasanya digunakan pada konstruksi bangunan dengan panas hidrasi yang rendah seperti bendungan ataupun Bandar udara.

Semen Portland Tipe V (Sulfat Resistance Cement)

Sesuai dengan namanya, semen Portland tipe V ini memiliki ketahanan yang tinggi terhadap sulfat, sehingga pengaplikasiannya ditujukan untuk pembuatan beton pada daerah yang memiliki kadar garam sulfat yang tinggi pada tanah dan airnya.

Anda mungkin juga suka...

Artikel Populer